MAKALAH Urgensi Implementasi PRA dalam Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan

 

MAKALAH

Urgensi Implementasi PRA dalam Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata kuliah : PRA

 Dosen Pengampu : Feri Kristinawati, S.Pd, M.A

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Disusun Oleh :

Ahmad Faiz Maulana Hakiki (1840410050)

 

 

 


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kawasan pedesaan di indonesi termasuk grapan utama yang digencarkan oleh pemerintah saat ini. Melihat luasamya wilyah indoneia yang mayoritas adalah kawasan pedesaan menjadikan pemerintah sebagai pemangku kebijakan memprioritasakan pembangunan pada sektor pedesaan hal itu bisa dilihat dari gelontoran anggaran yang ditujukan untuk pembangunan pedesaan utamanya pada wilayah 3T di pelosok penjuru indonesia. Belakangan muncul pertanyaan bagaimana konsep yang relevan diterapakan dalam pembangunan kawasan pedesaan. Setelah beberapa dekade yang lalu pemerintah lebih condong pada pembangunan fisik dan terpusat.

Setelah diterbitkannya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dijelaskan bahwa Pemerintah Desa dan masyarakat desa bersama-sama melaksakan pendekatan untuk ‘membangun desa’ dan ‘desa membangun’ dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa yang ada demi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Konsep pembangunan beberapa dekade yang lalu lebih menekankan pada pembangunan fisik dan terpusat oleh pemerintah, pengetahuan lokal dikesampingkan padahal seyogyanya masayarakat adalah sebagai penerima juga sebagai pelaku dari pembangunan itu sendiri. Pada era kemajuan IPTEK saat ini masyarakat sudah semakin dewasa dan kompleks

Untuk itu dirasa konsep PRA dirasa sangat urgen untuk di implementasikan dalam pembangunan utamanya dalam proses pengembangan masayarakat pedesaan yang memiliki kekeyaan alam dan kearifan lokal yang harus di hormati oleh semua pihak. Didalam PRA termuat kaidah kaidah pengembangan sumber daya manusia dengan konsep partisipasi dari masayarakat itu sendiri sebagai pusat pengetahuan lokal. Salah satu cara yang cukup relevan untuk mengkaji kondisi lingkungan pedesaan adalah denganpenerapanpendekatan Participatory Rural Appraisal(PRA), dengan harapan akan tercipta suasana kerja yang kondusif, kolaburatif, adaptifdan partisipatif dalam proses perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang ada khususnya di wilayah pedesaan

 

 

 

  1. Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan metode PRA

2.      Apa saja prinsip dari metode PRA

3.      Bagaimana implementasi dari metode PRA di kawasan pedesaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian

Istilah PRA sebenarnya sudah cukup lama diterapkan di Indonesia, namun bagi beberapa kalangan tampaknya masih belum familiar.Mungkin karena banyaknya model pendekatan pengkajian perencanaan yang digunakan. Kalimat Participatory Rural Appraisal sama saja artinya dengan“Pemahaman Kondisi Pedesaan Secara Partisipatif”, yakni merupakan pendekatan dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan di wilayah pedesaan dengan cara melibatkan masyarakat seefektif mungkin, (Chambersdalam Moeliono danRianingsih, 1996).Faktor penentu (impact point) keberhasilan dalam proses pembangunan tergantung padaunsur manusianya, dalam artimanusia terlibat aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga menikmati hasil pembangunan tersebut.

Dengan pendekatan PRA ini, diharapkan sebagian besar penduduk Indonesia yang sebagian besar berada di wilayah pedesaan, mampui menjadikan pendekatan ini sebagaipeluang untuk melibatkan masyarakat,serta dapat dicapainyakesesuaian dan ketepatgunaan program bagi masyarakat sehingga keberlanjutan program lebihterjamin.Pada intinya PRA adalah merupakan pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan secara partisipatif (Chambersdalam Djohani, Rianingsih, 1996)

Tujuan penerapan metode/pendekatan PRA adalah untuk memberikan dukungan yang efektif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan serta berbasis konteks lokal.[1]

B.     Prinsip PRA

1.        Triangulasi

Triangulasi adalah suatu sistem kroscek Dalam pelaksanaan teknik agar  mendapatkan informasi yang akurat, yang meliputi

a.       Triangulasi komposisi tim

b.      Triangulasi alat dan teknik

c.       Triangulasi keragaman sumber informasi

2.        Muliti Disipolin Tim

Multidisiplin tim dalam PRA meliputi berbagai orang yang memiliki perbedaan pengalaman, umur, keahlian, dan keterampilan. Keanekaragaman dalam hal ini akan saling melengkapi informasi yang diperoleh dan akan menghasilkan data yang lebih menyeluruh

3.        Kombinasi Berbagai Teknik PRA

Kombinasi berbagai teknik PRA disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan titik sehingga dengan penggunaan berbagai teknik di samping informasi yang diperoleh secara akurat yang masih juga akan dikelola secara lengkap dan mendalam.

4.        Dilaksanakan bersama masyarakat

Informasi yang terlalu rinci dan tidak akurat yang tidak sesuai dengan tujuan tim oleh karena itu perlu dipertanyakan hal berikut informasi yang yang benar-benar diperlukan, untuk apa, dan sejauh mana dapat digunakan.

5.             On The Spot analisis

Belajar di lapangan dan alasisa informasi yang terkumpul merupakan bagian integral dari kegiatan lapangan

6.             Mengurangi bias dan kritis

Tim PRA harus senantiasa mengikutsertakan masyarakat miskin, wanita, dan kelompok lain yang tidak beruntung atau terpinggirkan di di lokasi. Tim harus berhati-hati dalam menganalisa dan mengenali bias untuk menghindari pengumpulan data yang sifatnya isu. Tim juga harus bisa mengidentifikasi informasi yang salah dan mungkin akan mempengaruhi interpretasi data yang diperoleh.

Di dalam PRA juga terdapat prinsip yang harus dilakukan oleh peneliti, meliputi

1.      Mengutamakan yang terabaikan

2.      Pemberdayaan masyarakat

3.      Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator

4.      Saling belajar, berbagi bersama, menghargai perbedaan, dan menemukan keragaman

5.      Memutar kembali proses belajar masyarakat

6.      Belajar dari kesalahan, dan memperbaiki kesalaha

7.      Terbuka santai dan informal

8.      Terbuka santai dan informal

9.      Berorientasi praktis

10.  Triangulasi

11.  Membangun kesadaran kritis masyarakat dan tanggung jawab

Berkelanjutan dan selang waktu[2]

C.     Implementasi Pendekatan (PRA)

1.      Implementasi Pendekatan (PRA)

Penelusuran Kondisi WilayahDesa dari Masa ke MasaPenelusuran kondisi wilayah desa dari masa ke masadilakukan untuk mengungkap kembali apasajayang telah terjadi atau dialamidi wilayah desa tersebut.Hal ini dapat diperoleh dengan mewawancarai salah seorang atau beberapa tokoh masyarakat senior untukmenanyakan apa-apa saja yang masih dapat diingat,sekaligus menceritakan kondisi saat ini.Informasi yang diharapkan akan diperoleh dari hasil wawancara itu antara lain tentang

a.       Sejarah terbentuknya kampung atau desa, nama desadan asal-usul penduduknya,

b.      Keberadaan dan pengelolaan sumberdaya alamyang ada di desa tersebut,

c.       Perubahan status kepemilikandan pemanfaatan lahan,

d.      Aktivitas warga dalam pembangunandan penerapan teknologi baru,

e.       Pengalaman warga tentang terjadinya wabah penyakit,

f.       Masalah-masalah yang dihadapi dan cara warga desa dalam mengatasinya

g.       Sejarah dan struktur organisasi pemerintahan desa

Manfaat penelusuran kondisi wilayah desa dari masa ke masa ini adalah untuk melihat sisi baik dan buruk atas pemanfaatan potensi yang dimiliki, pengalaman keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan sumberdaya.Selanjutnya informasi itu digunakansebagai sumber inspirasi untuk bergerak ke depan secara lebih maju dan lebih baik.

2.      Pencatatan Kalender Musiman Berdasarkan Kebiasaan Warga

Pencatatan kalender musiman berdasarkan kebiasaan warga merupakanpengkajian tentang kegiatan/keadaan masyarakat yang bersifat teknis, sosial,ekonomi danaspek lainnya yang terjadi berulang-ulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman),sehingga dapat tergambarkan pola kejadian atau kegiatan pada setiap musimnya atau setiap tahunnya. Misalnya tentang pola tanam,agenda hari besar keagamaan, saat-saat krisis pangan, saat-saat kekeringan, saat rawan serangan hama, saat-saat rawan serangan wabah penyakit dan sebagainya.

Manfaat pencatatan kalender musiman berdasarkan kebiasaan warga adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan warga dalam memanfaatkan waktu dan kondisi yang ada serta diharapkan dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan berdasarkan pengalaman dari musim ke musim.Penulisannya dituangkan dalam bentuk tabel yang memuat kolom-kolom kegiatan atau kejadian, waktu dan keterangan

3.      Gambaran Pemetaan Wilayah Desa

Gambaran Pemetaan Wilayah Desa pada pendekatan PRA digunakan untuk memahami keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya dalam bentuk gambar peta atau sketsa desa yang meliputi keadaan sumberdaya umum desa, peta penyebaran penduduk, peta pemanfaatan lahan dan sebagainya dengan memanfaatkan peralatan dan bahan seadanya yang dilengkapi dengan keterangan kode atau simbol-simbol tertentu.Dengan dibuatnya Gambaran Pemetaan WilayahDesaini, akan diperoleh informasi mengenai potensi sumber daya yang dimiliki, letak geografis sumber daya, batas-batas administrasi desa dan wilayah yang bermasalah.

4.      Penelusuran Lokasi (Transect)

Dalam pendekatan PRA, penelusuran lokasi (transect) sangat penting untuk melakaukanpengamatan langsung terhadap lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan cara melakukan perjalanan bersamamenelusuri wilayah desa.Melakukan transectdiawali dari lokasi dengan titik dengan ketinggian terendah menuju ke titik tertinggi di desa yang diamati atau disesuaikan dengan kesepakatan.Hasil penelusuran lokasi selanjutnya dituangkan ke dalam sebuah bagan yang disebut Bagan Transectyang berupa gambar irisan lahan yang dilalui, sekaligus menggambarkan ketinggian lokasi dan aktivitas perekonomian masyarakat pada berbagai ketinggian tersebut. Data-data yang dicatat antara lain: ketinggian lokasi, sumber daya alam, obkek-objek penting, permasalahan yang dihadapi masyarakat dan lingkungan, kondisi teknis, social,dan perekonomian masyarakat, keadaan sarana dan prasarana umum dan sebagainya.[3]

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

PRA merupakan metode penelitian aksi yang dikembangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Metode PRA memungkinkan orang desa (masyarakat) dapat mengungkapkan dan menganalisis situasi mereka sendiri serta secara optimal merencanakan dan melaksanakan tekat itu di desanya sendiri. Dalam PRA, masyarakat desa berperan aktif dalam pemetaaan masalah sosial dan penyebabnya, peta jalan untuk memcahkan masalah, dan kemudian menuangkan menjadi program, dukungan anggaran, serta implementasinya berbasis pada kerja sama, keswadayaan, dan kemandirian masyarakat. PRA juga menjadi instrumen yang tepat untuk penilaian atas kebutuhan masyarakat di tingkat lokal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Supriatna asep, Relevansi Metode Participatory Rural Apprasial Dalam Mendukung Implementasi Undang Undang Pemerintahan Desa, Edisi 1 No. 1, Jan –Mar 2014, p.39-45.

 

Agus Afandi,dkk, Modul Participatory Action Reseacrh,.. 133

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta

 



[1] Supriatna asep, Relevansi Metode Participatory Rural Apprasial Dalam Mendukung Implementasi Undang Undang Pemerintahan Desa, Edisi 1 No. 1, Jan –Mar 2014, p.39-45.

[2] Agus Afandi,dkk, Modul Participatory Action Reseacrh,.. 133

[3] Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta

0 Comments